Senin, 04 Juli 2011

Wanita & Keutamaannya

Wanita & Nikah
wanita merupakan figur kebesaran dan kemulyaan. sedangkan nikah menawarkan buki harapan penuh hikmah, damai, tentram, sejahtera, harmonis, mesra dan pahala. dari segi histori, kaum mudi menjadi generasi pemegang tongkat estafet pengembangbiakan manusia, bersumber dari Allah SWT lantaran dewi Hawa, jadikan dunia penuh warna, ramai, sesak dan berseri, kuncinya adalah nikah dan pasangan hidup.
Wanita & Nikah, merupakan dua unsur yang saling menetapi, juga sarana berfastabiqul khoiroot sesuai dengan perspektif Islam, sehingga akan dijumpai pasangan-pasangan berpotensi subur lengkap dengan resiko positif dan negatifnya. Persepsi akan kesenangan nikah yang bersifat temporer, bisa menjadikan wanita trauma, namun agama menjanjikan terhadapnya sebuah kontribusi akan ketenangan hidup yang bersifat permanen. Itupun bisa diraih dengan kematangannya menuju rumah tangga.

Wanita sebagai Istri

Istri adalah amanah, putih-hitamnya tergantung pengawasan suaminya. Istri punya hak penuh untuk diberi nafkah lahir dan bathin, juga perlindungan menyeluruh darinya. Dibalik semua itu, wanita sebagai istri harus memegang janji nikah, yaitu menuruti dan tunduk atas segala bentuk perintah suaminya.
"Bilamana dalam satu kesempatan, istri menampik keinginan suaminya, niscaya Allah SWT menjadikannya sebagai hamba yang sepi dari Rahmat-Nya". Dalam satu keterangan "Kekayaan harta seorang wanita tiada artinya sama sekali, bila dibanding status wanita sebagai istri" karena kemulyaan wanita akan terbangun secara otomatis disaat ia menjadi istri.
Inti dari pembahasan ini adalah pentingnya membangun paradigma baru berumah tangga, dengan komposisi penyusun sukses nikah, yakni kesadaran wanita sebagai istri dengan sebenar-benarnya kesetiaan.

Wanita Ahli Surga

Fenomena yang nampak, wanita banyak mengejar gender, padahal emansipasi wanita dalam rangka membangun SDM, tidak harus memaksakan diri terjun ke dunia kaum Adam. Gender itu bisa mereka raih kelak di akhirat, terbukti Allah SWT tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan sebagai ahli surga, kecuali mereka yang bergelar Muttaqin. Jujur dikatakan, bahwa wanita bisa memesan ticket surga dengan ongkos pasrah terhadap pasangan hidupnya. adapun anjuran pasrah bagi wanita sebagai istri menurut kacamata agama adalah wajib, tentang berat dan ringannya anjuran tersebut, relatif wanita menerjuninya, begitupun janji surga tergantung seberapa besar kesetiaan dan keikhlasannya memasrahkan diri kepada suami selama suami ada dalam jalur kebenaran

Wanita Ahli Neraka
Diriwayatkan Sahabat Anas bin Abdul Muthollib RA, bahwa rasulullah SAW pernah bersabda :
"Aku pernah diperlihatkan keadaan neraka, maka yang aku ketahui sebagian besar penghuninya adalah kaum wanita, dan yang demikian itu tidak lain karena seringnya wanita mendurhakai suaminya."
Hadits tersebut bisa dijadikan sebagai pegangan oleh seorang wanita, agar dalam mengarungi bahtera rumah tangga terobsesi untuk bisa menjadi istri yang baik. Rasulullah SAW juga bersabda:
"Diantara tanda-tanda keridlaan Allah yang terdapat pada diri seorang wanita adalah manakala suaminya ridla kepadanya". Indikasi dari dua hadits diatas, adalah jelasnya beban tanggung jawab wanita sebagai istri, penerpannya gampang-gampang susah, masing-masing ada catatan, bermuara dalam satu titik temu : Pasrah istri berarti ibadah, sedangkan perkembangannya adalah wujud kedurhakaan.

Wanita & Agama

Hubungan signifikan antara wanita dan agama adalah hubungan martabat. Dikatakannya hal itu, karena hasilnya membawa wanita ke arah 'jual' yang tinggi. harga diri wanita ditentukan seberapa besar kekuatannya memegang agama. Sosok wanita agamis semakin langka di permukaan bumi ini, sebab sangking sulitnya menerapkan maslah norma-norma keagamaan dengan budaya kewanitaan. Sedangkan norma kehidupan identik dengan kebaikan antara sesama dan ramah keadaan. Pluralisme mendorong wanita, menjunjung budayanya masing-masing, mencoba mengangkat martabatnya lewat budaya, melestarikan aktifitasnya sesuai dengan hukum adatnya. Semuanya itu kurang menjanjikan, bila tanpa adanya sentuhan agama. Martabat dan adat adalah kemungkinan, sedangkan martabat dan agama adalah keserasian. Artinya sesuai yang serasi bisa melahirkan keindahan, dan keindahan itu melahirkan daya pikat tersendiri.

Wanita sebagai Ibu Agama
Keterikatan umat Muhammad SAW digantungkan atas sedikit kebanyakan jumlah keturunan pasangan Muslim. Hal ini menjadi tuntutan  seorang Ibu dalam rangka mengukir putra-putrinya dengan dedikasi ke Islaman. Dengan begitu, Insya Allah agama Islam akan berkibar dengan generasi Islam yang membawa panji amar ma'ruf nahi munkar, artinya: Keberhasilan seorang Ibu membawa misi Islam berarti terpeganglah kunci untuk membuka pintu kejayaan Islam, Sehingga pantaslah wanita shalihah dikatakan sebagai unsur kebangkitan agama, karena hanya dialah yang bisa mengisi hidup dan kehidupannya dengan penuh tanggungjawab.

Wanita Shalihah dan Dunia
Di sisi akhir kajian ini, klimaks kesenangan dunia bagi wanita shalihah, sesuai dengan hadits:
"Dunia itu medan untuk bersenang-senang, dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah wanita yang berakhlak mulia."
Dan juga hadits yang berbunyi :
"Dunia itu medan untuk bersenang-senang, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita yang membantu suaminya dalam urusan akhirat". 
Kiranya arahan kedua hadits di atas, memberikan sinyal tentang sisi pandang yang menilai wanita.
Wallahu A'lam

M'g

Tidak ada komentar: