Sabtu, 09 Juni 2012

Kisah Kasih Kehidupan # part three

Assalamualaikum wr.wb..

Apakabar iman masihkah tawadu dalam gersangnya gurun kehidupan ini..??
Apakabar hati masih adakah cinta yang engkau bagi...??
Apakabar teman,,? semoga allah swt slalu memberikan rahmat dan rahimnya disetiap waktu.. :)

      Hatiku malam ini tergetar saat membaca sebuah buku "Surat Dari Tuhan" dan ada sebuah kisah yang membuka mata hatiku, Cinta dan Waktu begitu yang diceritakan oleh buku tersebut sama persis yang dulu seorang ikhwan memberikan mesege kepadaku, , sedikit demi sedikit betapa aku dapat merangkainya betapa aku tak menghargai sebuah perasaan yang telah allah ciptakan ini, betapa ketulusannya, pengorbanannya untuk mendapatkan perasaan itu, namun selama ini aku menutup mataku, aku malah membelakangi perasaan yang tulus itu, bahkan aku mematikan perasaan itu, untuk sebuah perasaan yang disebut dengan "CINTA". Sekarang, aku merasakannya namun bukan itu yang ingin aku capai, aku ingin dicintai karena Allah swt. Sanggupkah Dya menjaga perasaan itu sampai waktu itu tiba...??? dan sanggupkah aku menjaga amanah sekaligus perasaan ini kepadanya...??

                                                                         #-#-#-#-#-#
           Alkisah disuatu pulau, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak, ada cinta, kesedihan, kekayaan, kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
          Akan tetapi, suatu ketika datanglah bencana badai yang mengempas pulau itu. Air laut tiba-tiba naik dan menenggelamkan pulau tersebut. Semua penghuni mencoba menyelamatkan dirinya. Cinta terlihat kebingungan karena ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri ditepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin meninggi membasahi kaki cinta.
          Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perhau. "Wahai Kekayaan, Kekayaan, tolonglah aku!" teriak Cinta. "Aduh, maaf cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu ikut serta, nanti perahu ini bisa karam", jawab kekayaan.
         Kemudian Kekayaan mengayuh perahunya cepat-cepat pergi. Cinta sangat sedih sekali melihatnya. Lalu ia melihat Kegembiraan lewat dengan perahunya dan cinta pun meminta tolong padanya. Akan tetapi, kegembiraan terlalu gembira sehingga tidak dapat mendengar teriakan cinta.
         Airpun makin tinggi membasahi Cinta sampai kepinggang. Cinta semakin panik, tak lama kemudian lewatlah Kecantikan. "Kecantikan, bawalah aku bersamamu!", teriak cinta. "Aduh, cinta. Maaf, kamu basah dan kotor. Aku tidak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang sangat indah dan aku banggakan ini." sahut Kecantikan.
         Cintapun sangat sedih mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah sedang lewat Kesedihan. "Oh, syukur dirimu lewat, Kesedihan. Bawalah aku dalam perahumu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan sedang ingin sendirian saja." kata Kesedihan dengan pilu. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat genting itulah tiba-tiba terdengar suara, "Wahai, Cinta! Ayo naik ke perahuku!". Cinta menoleh mencari arah suara itu dan ia hanya melihat perahu dan orang tua didalamnya. Cepat-cepat cinta naik ke perahu tersebut, tepat sebelum air menenggelamkannya.
          Akhirnya, sampailah di pulau terdekat dan orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itulah cinta tersadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa gerangan orang tua baik hati tadi. Tidak lama, Cinta menanyakan hal tersebut kepada seorang penduduk dipulau itu, "Oh, orang tua itu adalah Sang Waktu." kata orang itu. "Tetapi, mengapa ia menolongku. Bahkan aku tidak mengenalnya. Teman-teman terdekatku pun malah tidak menolongku." ungkap Cinta heran, "Sebab," kata orang itu, "hanya Waktulah yang tahu seberapa nilai sesungguhnya dari cinta itu..."






By Mega Puspitasari

Tidak ada komentar: