Kamis, 23 Agustus 2012

"Khaulah binti Azur" @ Ksatria berkuda hitam @

Assalamualaikum wr.wb. . .

Apakabar sahabat . .? smoga kabarnya selalu diberikan kesehatan baik jasmani maupun rohaninya jangan lupa mengucapkan syukur kepada allah swt (alhamdulillah, dasyat allahu akbar . . :D)

              Malam ini ega akan memperkenalkan salah satu wanita islam yang perjuangannya dikenang dan diabadikan sampai sekarang, perempuan pemimpin semangat peperangan pada zaman rasulullah (eitz, sahabat rasulullah bukan para kaum ikhwan saja tetapi akhwat pun bisaa. . .hehe genre tak masalah yang penting semangaaattttt ^o^).
 Walaupun bulan Ramadhan sudah pergi namun ibadah rutin yang selalu dijalankan jangan ikutan pergi juga...hehe
Tetap semangat karena allah swt. ^o^ i
                                                               
                                                                           @#$#@
           Dibawah naungan islam, harkat perempuan dihormati dan ditinggikan. Perempuan diberi keleluasaan berkiprah tanpa melupakan kodratnya. Hal ini mendorong bermuculannya tokoh-tokoh Muslimah yang andil menegakkan Islam. Mereka berilmu, berakhlak mulia, taat beribadah, fasih membaca al qur'an, bahkan turun ke medan perang membantu perjuangan kaum muslimin. Dimedan perang, para mujahidah sebagai tim kesehatan yang bertugas mengobati para pejuang yang terluka. Ada juga yang bekerja didapur menyediakan makanan, memberikan minum para pejuang. Dan ternyata peran pejuang Muslimah ini tidak hanya dibalik layar. Beberapa mujahidah angkat senjata dan berani melawan para musuh. Seperti perang yang dipimpin Khalid bin walid melawan pasukan Romawi. Tiba-tiba muncul seorang pejuang menunggang kuda ke tengah peperangan. Sosoknya sulit dikenali karena mengenakan pakaian jubah tertutup berwana gelap. Dan yang terlihat hanya garis matanya yang tajam, dari atas kuda, sosok pejuang itu dengan tangkas menyabetkan pedangnya ke arah musuh. Sekali sabetan tiga tentara Romawi tewas ditangannya.
          Kehadiran pejuang misterius ini membangkitkan semangat tentara islam yang nyaris dipukul mundur Romawi. Satu per satu musuh berhasil ditaklukkan Khaulah binti Azur si sosok misterius yang mengenakan cadar. Disaat yang sama, pasukan muslim penasaran, siapakah sosok dibalik cadar tersebut ? Khalid bin Walid yang memimpin tentara islam pun tidak mengenalinya. Untuk menjawab rasa penasarannya, ditengah medan perang kuda Khalid diikuti pejuang yang lain diarahkan mendekati posisi Khaulah. "Demi allah yang telah melindungi seorang pejuang yang berani membela agama-Nya dan menentang kaum musyrik. Tolong buka wajahmu!". Teriak Khalid. Khaulah belum mau menjawab pertanyaan pimpinan perang karena masih banyak musuh yang harus dihadapinya Khalid mengejar, lalu mengulangi pertanyaannya. Khaulah pun menjawab, "Aku Khaulah binti Azur, aku melihat kakaku, Dhirara tertangkap. Aku datang untuk menolongnya membebaskan kakakku yang berperang dijalan allah." Para pejuang islam terkejut mengetahui pejuang misterius itu ternyata seorang perempuan.
          Kehadiran Khaulah dimedan perang andil memenangkan perjuangan tentara Islam. Tapi bagaimana nasib kakaknya karena sampai akhir peperangan keberadaannya belum diketahui. Teka-teki itu pun terjawab setelah Romawi mengajak damai. Dhirara ditawan diHoms, karena telah membunuh anak raja dan banyak tentara Romawi. Khaulah tidak mau tinggal diam, ia memohon kepada pimpinan perang untuk bergabung membebaskan kakaknya Khaulah pun kembali berlaga dimedan perang dengan jubah serba tertutup. Gema takbir dan keyakinan kuat akan pertolongan Allah berhasil menyelamatkan Dhirara.

'Si Pedang Allah

          Jika gelar "pedang allah" di kalangan pria disematkan untuk Khalid Ibnu Walid di kubu perempuan julukan itu ditujukan pada Khaulah. Namanya tercatat sebagai mujahidah yang berani melawan musuh-musuh Islam. Didukung fisiknya yang mempunyai tubuh tinggi, tegap, dan sangat gesit. Keberanian Khaulah bukan tiba-tiba melainkan sejak kecil sudah belajar berkuda, menombak, dan berpedang. Sang kakak, Dhirara bin Azur adalah tempat ia belajar seni berperang. Dhirara yang juga pasukan tentara islam sering kali menceritakan kepada adiknya bagaimana kemenangan islam disetiap medan perang. Dari pengalaman kakaknya tersebut keinginannya berperang semakin kuat. Selain berani di medan perang, Khaulah dikenal memiliki strategi jitu menghadapi musuh. Ini terbukti saat ia bersama sejumlah Muslimah menjadi tawanan Perang Sahura. Ketika itu, Khaulah bergabung sebagai tim kesehatan dan logistik. Sialnya, para mujahidah ini ditangkap tentara Romawi. Mereka dikurung berhari-hari di bawah pengawalan ketat pasukan musuh. Walaupun tanpa sejata di tangan. Khaulah memberontak, ia menyusun strategi agar bisa menyelamatkan diri bersama teman-temannya. Langkah awal yang dilakukan Khaulah ialah memotivasi mereka agar mau bebas sebelum dilecehkan para tentara musuh.
         "Wahai para pejuang allah, apakah kalian rela menjadi tukang pijit tentara Romawi ? Apakah saudara semua mau menjadi hamba orang-orang kafir yang nyata-nyata dilaknat Allah ?", "Relakah saudara semua dihina, dilecehkan bangsa Romawi ? Dimana harga diri kalian sebagai muslimah ?", sindir Khaulah membangkitkan semangat para mujahidah. Para mujahidah pun sepakat dengan apa yang dilontarkan Khaulah, "Demi allah sebagai muslimah kami mempunyai harga diri. Tapi apa yang bisa kita lakukan tanpa senjata, tentara siap menyerang kalau kita memberi perlawanan". kata seseorang. Khaulah tidak kehilangan akal. Walaupun bukan senjata sesungguhnya. Khaulah mengajak para mujahidah memanfaatkan apa yang ada disekitarnya seperti tiang-tiang dan tali kemah. Hal yang penting para mujahidin yakin pertolongan allah pasti datang untuk melepaskan para pejuang muslimah dari tentara Romawi, "Ingatlah syahid lebih baik bagi kita daripada dihinakan kaum kafir!". tegas Khaulah. Setelah menyusun strategi dan menentukan waktu yang tepat Khaulah memimpin "pasukannya". Sebelum bergerak Khaulah berpesan, "Wahai saudara-saudara jangan sekali-kali gentar dan takut. Kita semua harus bersatu dalam perjuangan ini. Patahkan tombak mereka hancurkan pedang mereka ucapkan takbir!". Khaulah dibantu Ifra binti Ghaffar, Umi binti Utbah, Salmah binti Zari, Ran'ah binti Amalun, dan Salmah binti Nu'man memukul pengawal dengan tiang hingga tewas. Satu tombak kini dalam genggaman Khaulah. Sementara itu mujahidah lain menyerang para pengawal yang berkeliaran di sekitar penjara. Rupanya para pengawal tidak siap menghadapi serangan para mujahidah yang membuat mereka lari tunggang langgang. Khaulah berhasil memimpin penyerangan dan membebaskan semua tawanan.


          Subhanaallah, allahu akbar semangat seorang muslimah yang berjuang membela agama islam. 
Doa seorang Ukhti,"Ya allah dekatkanlah saudari-saudariku agar mampu menegakkan agamaMu seperti para mujahidah2 tangguh yang telah lalu ikatkan dan kuatkan ukhuwah kami agar kami muslimah dapat berjalan dan berlari kembali menggapai semangat membela agamaMu, Ya Rabb bantu para muslimah calon bidadari surga ini untuk dapat menggapai ridhoMu disetiap tarikan nafasnya."




By Mega Puspitasari

Tidak ada komentar: